Jumat, 12 Juli 2013

tugas sistem informasi manajemen

Nama : Novria Hanifa
Nim   : 06101403019
Prodi : Pendidikan Ekonomi
SISTEM KEAMANAN PADA BANK DAN MESIN ATM
Dengan berkembangnya teknologi yang sangat pesat dewasa ini, banyak orang yang mengandalkan komputer dalam kehidupannya sehari-hari bahkan dalam pkerjaannya. Salah satu institusi yang menggunakan teknologi ialah bank. bersamaan dengan teknologi yang telah menjadi gaya hidup manusia modern, bank juga harus mengembangkan teknologinya untuk melayani customernya. salah satu teknologi bank yang dipakai saat ini ialah internet banking. internet banking merupakan sebuah sistem yang memungkinkan pelanggan melakukan transaksi melalui jaringan internet.
Akan tetapi dengan perkembangan yang sedemikian rupa, nampaknya dari segi keamanan sistem tersebut masih memiliki kendala. Persoalan-persoalan yang mungkin dapat timbul dalam bertransaksi secara elektronik ialah:

1 Kemanan pada lingkungan sistem

Keamanan pada lingkungan sistem merupakan keamanan data pada server Internet Banking dan server back-end dari sistem Internet Banking. Tanpa keamanan data yang tepat memungkinkan terjadi risiko seperti:
Network Packet Sniffer. Seorang penyerang telah membobol informasi rekening nasabah yang sedang dijalankan network. Kemungkinan yang terburuk dapat mengakses semua rekening nasabah dan dapat membuat rekening ilegal melalui ”backdoor” ke dalam network bank. Selanjutnya, informasi packet-sniffers provides tentang jaringan network bank, dapat dijadikan sasaran penyerang untuk mengirim network packet yang didistribusikan melewati network milik bank.
IP Spoofing. Ini dapat digunakan untuk mengakses informasi rekening nasabah dengan berbagai cara. Biasanya lewat fasilitas email web site Internet Banking.
Denial of Service Attacks. Dengan cara tersebut bertujuan mengacaukan setiap akses atau informasi di dalam network. Para penyerang memfokuskan diri untuk dapat membuat pelayanan tidak sesuai dengan biasanya.
Solusi untuk persoalan ini ialah dengan menggunakan pilihan yang penuh risiko ketika menempatkan keamanan data tidak pada tempatnya. Artinya secure server membutuhkan lebih banyak masukkan daripada authentification verification. Solusinya ialah menggunakan teknologi Firewall. Firewall dapat diimplementasikan dengan software atau hardware atau bahkan keduanya. Firewall selalu digunakan untuk mencegah seseorang atau program yang tak diundang.

2. keamanan data nasabah

pada persoalan ini akan dikonsentrasikan mengenai keamanan antara browser yang terdapat informasi nasabah ke web server milik bank. Ketika terjadi koneksi antara browser dan web server mempunyai risiko seperti Network Packet Sniffing. Sebuah kegiatan network protocol, bagaimana sebuah paket diberi label dan diidentifikasi.
Sehingga komputer dapat menentukkan apakah paket tersebut telah diidentifikasi dengan benar. Karena spesifikasi dari network protocols seperti TCP/IP telah digunakan secara luas, sebuah program tertentu dapat dengan mudah mencegah network packets dan mengubahnya menjadi sniffer.
Solusi untuk persoalan ini yakni keamanan antara browser milik nasabah dengan web server dapat ditangkal dengan keamanan protocol yang disebut dengan Secure Socket Layer (SSL). SSL terdiri dari encryption, server authentification dan messege integrity dalam berkoneksi dengan Internet. Dalam kenyataanya, SSL provides membangun keamanan ”handshake” yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu koneksi.
Handshake ini dihasilkan dalam client server yang menyetujui untuk menggunakan tingkatan keamanan yang mereka gunakan dan mengerjakan semua data yang dibutuhkan ke dalam koneksi Internet. Untuk sementara hanya Netscape Navigator dan Internet Explorer yang mendukung SSL, sementara kebanyakkan situs E-Commerce menggunakan SSL untuk menyimpan informasi rahasia.
3. PENGAMANAN DARI PIHAK KETIGA
Persoalan yang satu Ini yang tidak kalah penting yaitu untuk memantau atau mencegah orang-orang yang tidak diundang. Solusinya, dengan menganalisa sistem keamanan secara terus-menerus dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang timbul.
Berawal dari kasus penjebolan mesin ATM  di bank-bank. Nasabah tiba-tiba kehilangan uang tanpa melakukan transaksi. Penjebolan ATM sebenarnya sudah lama terjadi, tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Bank-Bank di seluruh dunia terus berusaha menanggulangi kejahatan seperti ini. Yang jelas sistem keamanan harus bisa melampaui kelihaian para kriminal. Saat ini ada krisis kepercayaan nasabah dan bank-bank di Indonesia seharusnya mulai memperbaiki system keamanannya.

Sistemik
Masalah yang sering terjadi pada pembobolan bank. Pertama adalah kurang diurusnya sistem perbankan. Dengan adanya kejadian seperti ini, inilah saatnya otoritas mengurus sistemik itu. Ini disebut sistemik real, karena kalau bank saja tidak dipercaya masyarakat krisis akan berlanjut ke masalah krisis perbankan seperti yang ditakutkan sekarang ini. Seharusnya sekarang sudah ada pernyataan dari pemerintah atau Lembaga Penjamin Simpanan, bahwa masyarakat harus tenang, jika uang hilang karena pembobolan, pasti akan dijamin dananya kembali.

Infrastruktur
Dunia perbankan harus memperkuat infrastrukturnya. Jika melihat banyaknya kejadian seperti pembobolan ATM, perbankan sebaiknya segera dilakukan audit sistem teknologi yang diterapkan seluruh perbankan. Kartu ATM yang ada saat ini masih belum cukup aman dari penggandaan kode rahasia.

Jika ingin lebih aman, seharusnya digunakan chip dalam kartu. Namun untuk menambahkan chip dalam kartu dibutuhkan dana yang besar, karena harganya mahal. Namun jika bank-bank Indonesia lebih peduli keamanan nasabah dari pada biaya produksi kartu dan strategi pemasaran luas, maka seharusnya kartu ATM bisa dibuat dengan sistem pengamanan yang lebih memadai.

Keamanan Perbankan, Dahulukan Prosedur Ketimbang Teknologi
Para nasabah belakangan dihantui kekhawatiran yang tinggi atas nasib simpanannya di bank menyusul peristiwa pembobolan rekening via ATM di beberapa kota. Pihak perbankan tampaknya kini mulai memperbaiki standar dan prosedur keamanannya. Namun, nasabah pun dituntut lebih hati-hati.

Yang sering dilakukan para pembobol ATM ini adalah dengan teknik skimming atau pencurian data magnetic stripe kartu ATM yang dikombinasikan dengan PIN capture (pengintipan personal identity number). Pelaku menyiapkan satu set alat skimmer yang dipasang di mulut ATM untuk mengopi data kartu ATM. Adapun untuk mencuri PIN nasabah, pelaku memasang spy cam yang diarahkan ke keypad.Ada juga yang menggunakan keypad palsu, sehingga meskipun ditutup tangan tetap terekam.Jadi, ini bukan cyber crime, tetapi lebih ke physical crime. Pelaku tidak perlu mengerti TI. Kalau cyber crime sudah menyentuh sistem, sedangkan pelaku pada kasus pembobolan ATM tidak menyentuh sistem, skimmer berada di luar (sistem).

Apa pun bentuk kejahatannya, tentu saja kondisi itu cukup mengkhawatirkan, karena bisa menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap masalah keamanan (security) perbankan nasional. Benarkah banking security nasional begitu rentan terhadap upaya pembobolan.“Overall, sistem keamanan perbankan Indonesia sudah bagus, tetapi celah keamanannya belum dipreventifkan secara sempurna. Sebenarnya teknologi atau sistem keamanan transaksi yang digunakan perbankan di Indonesia sudah cukup bagus. Bahkan, untuk mobile dan Internet banking, sistem teknologi yang diadopsi perbankan nasional sudah lebih canggih. Internet banking di Indonesia menggunakan sistem autentikasi yang jauh lebih bagus. “End to end dari PC atau handphone sampai ke servernya, dijaga full. Jika ada yang meng-crack di tengah-tengahnya, tidak bisa membaca datanya secara penuh. Sistem keamanan transaksi via Internet di perbankan Indonesia menggunakan token, yakni alat verifikasi transaksi. Dengan token ini relatif aman, karena menggunakan dynamic password. Faktor variabelnya yaitu tanggal dan berapa kali melakukan transaksi, sehingga akan berubah terus. “Sejak ada token ini, belum pernah dengar ada pembobolan. Untuk mobile banking, lebih sulit lagi dibobol, karena autentikasinya menggunakan nomor ponsel yang didaftarkan ke provider dan perbankan.

Salah satu bank yang cukup masif dalam pemanfaatan teknologi informasi adalah BCA. Sistem pengamanan transaksi melalui ATM di BCA sudah sesuai dengan standar perbankan internasional, yaitu dengan menggunakan kartu magnetik dan PIN. Karena itu, kartu ATM BCA dapat digunakan di mesin ATM bank lain, termasuk di luar negeri. Adapun pada Internet banking, BCA merupakan salah satu pelopor penggunaan dynamic password dengan KeyBCA (token) sejak 2002.Pada saat sebagian besar bank-bank lain di dunia masih menggunakan password statis untuk sistem Internet banking, BCA telah menggunakan dynamic password.

Kini semua ATM BCA sudah dilengkapi dengan PIN pad cover, anti-skimmer dan jitter untuk menjamin keamanan nasabah, ujarnya. Selain itu, kini pihaknya gencar melakukan edukasi cara bertransaksi yang aman. Ia berharap, nasabah bank di Indonesia lebih sadar bahwa PIN adalah kunci rekeningnya. Jadi, PIN mereka harus dilindungi dan tidak boleh diberitahukan kepada siapa pun. Kalau bisa bobol, berarti ada orang lain yang mengetahui PIN nasabah.

Selain masalah PIN yang bisa diintip, pembobolan dana nasabah melalui ATM juga dimungkinkan karena sarananya (kartu) yang bisa dibobol. Suatu transaksi melalui kartu tidak bisa mengandalkan teknologi magnetik. Sebab, kelemahan menggunakan teknologi magnetik ini datanya bisa dikopi.PIN dari (pihak) bank tidak bisa diambil (dicuri informasinya). Tetapi kalau diambil dengan video (candid camera) tentu bisa.
Untuk transaksi mobile dan Internet banking, tingkat keamanannya terjamin. Untuk keamanan transaksi melalui mobile dan Internet banking, bank sudah menggunakan teknologi Secure Sockets Layer (SSL). Selain itu, supaya lebih aman, juga telah menggunakan soft token lewat M-Pin, yang akan dikirimkan via SMS. M-Pin tersebut hanya bisa dipakai sekali dan berlaku selama seminggu. “Ada user ID dan password yang statis dan ada juga yang dinamis, yaitu M-Pin. Jadi, kombinasi. Jadi, untuk keamanan transaksi mobile dan Internet banking ini ada tiga lapis, yakni user ID dan password, individual keyword yaitu pertanyaan seputar nasabah dan hanya dia yang tahu (misalnya, apa hobinya)dan M-Pin.
Dalam sistem keamanan perbankan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu celah keamanan, ancaman dan solusi. Untuk ATM, celah keamanannya yaitu kartu ATM yang masih magnetik sehingga mudah dikopi datanya. Adapun ancamannya: skimmer yang dipasang di ATM. Dengan begitu, solusi sederhananya adalah minimal memasang anti-skimming sebagai antisipasi untuk menghindari kejahatan ATM. Untuk penyedia jaringan ATM seperti Artajasa dan Rintis, mereka tidak bisa bertanggung jawab, mereka hanya menyediakan jasa networking.

Posisi perusahaannya lebih sebagai perantara/intermediasi yang melaksanakan pengelolaan jaringan transaksi elektronik antar-anggota (bank peserta) dan penyelesaian transaksinya.Jadi adanya pembobolan uang melalui ATM, itu terjadi di ranah operasional, bukan di ranah sistem. Sebab, secara system sama sekali tidak ada kebocoran.

Setiap tahap kerja transaksi dalam jaringan sangat aman karena data yang dikirimkan dalam keadaan terenkripsi. Siklus transaksi melalui Prima EFT Switching sebagai prinsipal meliputi lima tahap. Pertama, kartu ATM milik Bank Peserta Prima A (issuing bank) digunakan di mesin ATM milik Bank Peserta Prima B (acquiring bank). Kedua, acquiring bank akan memverifikasi BIN (bank identification number). Ketiga, dari BIN tersebut acquiring bank selanjutnya mengidentifikasi ke mana mereka harus mengarahkan transaksi tersebut. Dalam hal ini, acquiring bank akan me-routing transaksi ke Prima dengan cara mengirim data transaksi kartu (nomor kartu dan PIN) dan jenis transaksi ke Prima. Data yang dikirim itu dalam keadaan terenkripsi. Keempat, data yang diterima dari acquiring bank oleh Prima akan diverifikasi dan diteruskan ke issuing bank untuk mendapatkan approval dan authorization. Kelima, approval dan authorization dari issuing bank dikirim ke Prima dan selanjutnya diteruskan ke acquiring bank. Jadi, semuanya sangat aman karena dalam keadaan terenkripsi.
Prima selalu menekankan aspek security. Dari segi infrastruktur jaringan komunikasi, jaringan yang menghubungkan host Prima dengan issuing dan acquiring bank menggunakan jaringan private yang tertutup. Data PIN yang dikirim juga dalam keadaan terenkripsi. Sementara indentifikasi dan otorisasi transaksi nasabah tetap dilaksanakan issuing bank dan setiap bank peserta diwajibkan menggunakan sistem pengamanan dari Prima, regulator, dan international benchmarking, seperti firewall dan hardware security module (HSM). Termasuk, melakukan uji coba dengan bank peserta sebelum menjalankan fitur transaksi Prima. Sebenarnya, sejak tahun lalu kami sudah mengingatkan pihak bank peserta Prima untuk mengantisipasi masalah yang muncul dengan memasang PIN cover dan anti-skiming di mesin ATM. Tetapi kadang perbankan membutuhkan waktu untuk menerapkan ini.
Selain langkah pragmatis melengkapi ATM dengan perangkat anti-skimmer, pad cover dan kamera CCTV, semua pihak pun sepakat teknologi yang digunakan untuk kartu ATM ini harus sudah diganti. Jadi, bukan lagi magnetic stripe, tetapi sudah harus beralih ke chip card –seperti halnya untuk kartu kredit yang sudah menggunakan teknologi chip. Namun, untuk kartu debit seperti kartu ATM, pihak perbankan masih menunggu regulasi dan standar yang ditetapkan BI.

Selain harus mengganti kartu, semua ATM pun harus dilengkapi chip card reader yang harganya minimum US$ 400. Padahal, di Indonesia ada lebih dari 30 ribu ATM. Jadi, untuk ATM pun butuh investasi sekitar Rp 1 trilun.

Selain butuh biaya yang besar, konversi dari magnetic stripe ke chip card ini pun butuh waktu yang lama. Ketika kartu kredit diwajibkan menggunakan chip card butuh waktu tiga tahun, dengan jumlah kartu sekitar 12 juta. Dan ketika masa transisi tersebut sistem tetap terbuka, sehingga kemungkinan munculnya kejahatan-kejahatan itu tetap masih ada. Untuk itu, harus ada strategi jangka pendek, menengah dan panjang. Tidak bisa cuma satu, pihak bank harus lebih awas. Maksudnya, pihak bank harus memiliki konsep monitoring yang kuat. Transaksi-transaksi yang mencurigakan, seperti selalu mengambil uang dan transfer dalam jumlah maksimum yang ditentukan, harus diperhatikan.“Pengamanan tidak hanya dari sisi teknologi, tapi juga dalam prosedur. Selain itu, ATM juga harus sering diperiksa: apakah ada pemasangan alat-alat tertentu, seperti skimmer atau kamera. Juga, perlu ada reminder kepada nasabah untuk melakukan pergantian PIN secara berkala, 2-3 bulan sekali diganti. “Dengan ini bisa lebih aman tanpa harus mengeluarkan biaya yang sangat tinggi.”

Dalam melakukan transaksi harus berhati-hati. Misalnya, melihat apakah ada mesin skimmer, atau kamera tersembunyi, termasuk dalam menjaga kerahasiaan PIN. Selain itu, diupayakan bisa melakukan transaksi di ATM yang ada di dalam bank, atau paling tidak di tempat keramaian. Regulator, dalam hal ini BI harus sudah menerapkan aturan di mana ada waktunya pihak bank untuk diaudit sistem keamanannya, sesuai dengan standar internasional. Regulator harus meningkatkan kontrol dan menjaga hasil audit, jangan sampai bocor.
Jika fasilitas transaksi perbankan seperti ATM yang sekarang sudah menjadi bagian dari hajat hidup orang banyak terjamin keamanannya, nasabah pun bisa kembali tenang.

Solusi Meningkatkan Keamanan Transaksi Perbankan
 1.Pihak Bank :
a. Melengkapi ATM dengan pengaman tambahan seperti anti-skimmer, pad cover dan kamera CCTV.
b. Mengganti teknologi kartu dari magnetic stripe ke chip card.
c. Memeriksa mesin ATM secara berkala, terutama adanya pemasangan alat-alat penyadap PIN.
d. Meningkatkan monitoring terhadap transaksi-transaksi yang mencurigakan.
e. Mengaudit system keamanan secara rutin.
f.
 Mengedukasi dan mengingatkan nasabah akan pentingnya menjaga keamanan PIN.
g. Menyiapkan strategi keamanan jangka pendek, menengah dan panjang.

2. Pihak Nasabah :
a. Selalu waspada ketika bertransaksi di ATM untuk memperhatikan apakah ada alat skimmer ataupun penyadap lainnya.
b. Selalu menjaga kerahasiaan nomor PIN.
c. Mengupayakan bertransaksi di ATM yang ada di dalam cabang bank.
d. Secara berkala, misalnya 2-3 bulan sekali, mengganti PIN.
e. Memindahkan cara transaksi ke Internet banking yang menggunakan token, yang jelas lebih aman.

3. Pihak Bank Indonesia :
a. Menyiapkan standar penggunaan teknologi chip card untuk kartu ATM.
b. Mewajibkan bank mengaudit system keamanan secara berkala.
c. Menjaga hasil audit dari kebocoran.
d. Melakukan edukasi pada masyarakat.
f. Menyiapkan strategi keamanan perbankan nasional dalam jangka pendek, menengah dan panjang.

Minggu, 16 Juni 2013

Laporan Arus Kas



PENDAHULUAN
Laporan arus kas mengandung informasi tentang kegiatan-kegiatan yang menghasilkan dan menggunakan kas. Kegiatan utama arus kas yaitu:
Kegiatan operasional, adalah kegiatan utama organisasi menghasilkan pendapatan. Contoh dari kegiatan operasional adalah penerimaan kas dari penjualan barang dagang, royalti dan komisi, dan pembayaran kepada karyawan dan pemasok.
Kegiatan investasi, melibatkan perolehan dan penjualan aktiva tetap. Contoh kegiatan investasi adalah penerimaan kas dari penjualan properti, penjualan instrumen hutang dan ekuitas organisasi lain, penerimaan pembayaran hutang dari organisasi lain, kontrak futures, kontrak swap dan kontrak forward. Contoh pembayaran kas dari kegiatan investasi adalah biaya pengembangan yang dikapitalisasi, akuisisi properti, pabrik dan peralatan, pembelian instrumen hutang dan ekuitas organisasi lain, pembayaran untuk kontrak futures, kontrak swap dan kontrak forward.
Kegiatan pendanaan, yang mengakibatkan perubahan terhadap jumlah ekuitas dan pinjaman organisasi. Contoh kegiatan pendanaan adalah penerimaan kas dari penjualan saham, atau penerbitan surat hutang, dan pengeluaran kas untuk membeli kembali saham dan pembayaran hutang.
Laporan arus kas mengandung informasi tentang kegiatan-kegiatan yang menghasilkan dan menggunakan kas. Kegiatan utama arus kas yaitu: Kegiatan operasional, Kegiatan investasi, Kegiatan pendanaan. Laporan arus kas juga menggabungkan konsep kas dan setara kas. Setara kas adalah sebuah jangka pendek (biasanya jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang), investasi sangat lancar yang sangat mudah dikonversi menjadi kas, dan memiliki resiko yang kecil dari perubahan nilai.
Ada beberapa situasi tertentu yang menggunakan perlakuan khusus dalam laporan arus kas. Antara lain adalah:
  • Komponen kas dan setara kas. Mengungkapkan komponen kas dan setara kas, dan juga merekonsiliasi jumlah kas dan setara kas dalam laporan arus kas dengan jumlah yang dilaporkan untuk pos-pos ini dalam laporan posisi keuangan. Perhatikan juga kebijakan entitas untuk menentukan komposisi kas dan setara kas, dan dampak dari setiap perubahan kebijakan ini dalam periode pelaporan.
  • Arus kas mata uang asing. Jika organisasi memiliki transaksi dalam mata uang asing, catatlah sesuai mata uang entitas dengan menggunakan kurs yang relevan pada tanggal arus kas. Nilai tukar rata-rata tertimbang periode pelaporan dapat digunakan untuk penjabaran ini.
  • Pajak penghasilan. Mengungkapkan secara terpisah arus kas dari pajak atas penghasilan dan mengklasifikasikannya dalam arus kas pada aktivitas operasi. Anda harus membagi dalam arus kas dari kegiatan investasi atau pendanaan jika mereka secara khusus diidentifikasi dengan kegiatan tersebut.
Pengungkapan item tambahan berikut ini tidak diharuskan, tetapi dianjurkan untuk dimasukkan dalam laporan arus kas atau dalam catatan yang terkait dengan itu:
  • Fasilitas pinjaman. Jumlah dari fasilitas pinjaman yang mungkin tersedia untuk penggunaan masa depan, atau pembatasan dari penggunaannya.
  • Kapasitas terkait. Arus kas agregat yang dikaitkan dengan peningkatan kapasitas operasi, yang dilaporkan secara terpisah dari arus kas yang berkaitan dengan pemeliharaan kapasitas operasi yang ada.
  • Arus kas usaha patungan. Arus kas agregat dari kepentingan dalam usaha patungan yang mana entitas menggunakan konsolidasi proporsional.
Didalam makalah ini akan membahas tentang bentuk/metode penyajian laporan arus kas yaitu : metode langsung dan metode tidak langsung.






PEMBAHASAN
1.      Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.

Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang dagangan, menjual barang dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait dengan pembelian dan penjualan barang. Untuk perusahaan jasa, kegiatan operasional antara lain adalah menjual jasa kepada pelanggannya. Misalkan menjual jasa aeronautika dan non aaeronautika. Kegiatan ini akan mengakibatkan terjadinya uang masuk untuk pendapatan dan aliran uang keluar untuk biaya. Baik pendapatan dan biaya yang terjadi telah dilaporkan dalam laporan laba rugi, namun besarnya pendapatan tersebut belum tentu sama dengan uang yang diterima karena perusahaan umumnya menggunakan dasar akrual untuk mengakui pendapatan. Demikian halnya dengan biaya, biaya yang dilaporkan laba rugi belum tentu sama dengan arus keluar untuk biaya tersebut.

Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali investasi pada surat berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan membeli investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan arus keluar dan jika menjual investas/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke perusahaan.
Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan, adalah kegiatan menarik uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta pengembalian uang kepada mereka.

2.      Bentuk/Metode Penyajian Laporan Arus Kas
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Berikut ini diberikan contoh bentuk laporan arus kas dengan metode langsung dan metode tidak langsung. 
Metode Langsung

  
  
  
  
  
  
  
  
PT JAYA TERUS
  
  
LAPORAN ARUS KAS
  
  
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
  
  
(dalam Rupiah)
  
  





  
  
Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi : 



  
  
Kas yang diterima dari pelanggan 

951.000  

  
  
Dikurangi : 



  
  

Kas untuk membeli persediaan 
555.200  


  
  

Kas untuk membayar biaya operasi 
259.800  


  
  

Kas untuk membayar biaya bunga 
14.000


  
  

Kas untuk membayar pajak 
29.000  


  
  



858.000  

  
  
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 


93.000  
  
  





  
  
Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi : 



  
  
Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi 

75.000  

  
  
Kas keluar untuk membeli peralatan 

(157.000) 

  
  




(82.000) 
  
  
Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi



  
  





  
  
Aliran kas dari kegiatan keuangan : 



  
  
Kas yang diterima dari penjualan saham 

160.000  

  
  
Dikurangi : 



  
  

Kas untuk membayar dividen 
23.000  


  
  

Kas untuk membayar hutang obligasi 
125.000  


  
  



148.000  

  
  
Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan 


12.000  
  
  
Kenaikan kas 


23.000  
  
  
Saldo kas pada awal tahun 


26.000  
  
  
Saldo kas pada akhir tahun


49.000  
  
  
  

  
  
  
  

Dari laporan terlihat bahwa arus kas yang berasal dari kegiatan operasional dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional. Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluara kas.
Sementara jika kita lihat contoh di bawah ini arus kas dari kegiatan operasional tidak dirinci menurut sumber dan jenis penggunaannya, melainkan net income dikoreksi sehingga net income tersebut berubah menjadi net cashflows dari operasi.  

CONTOH SOAL LATIHAN
Kegiatan operasi adalah transaksi yang berpengaruh pada net income, sementara itu kegiatan investasi adalah transaksi yang mengakibatkan bertambah atau berkurangnya investasi pada harta tidak lancar serta kegiatan pendanaan/keuangan adalah transaksi yang mempengaruhi besarnya hutang jangka panjang dan kepentingan pemilik perusahaan. Anda diminta untuk :
  1. Menentukan apakah masing-masing transaksi di bawah ini merupakan kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
  2. Menentukan apakah telah terjadi penambahan atau pengurangan atau tidak memepengaruhi kas perusahaan. 

Transaksi
Jenis Kegiatan
Pengaruhnya

1.Membayar biaya sewa ruangan
2.Membayar dividen kepada pemilik
3.Membayar gaji karyawan
4.Membeli barang dagangan dan membayar harga barang
5.Menjual barang dan menerima hasilnya
6.Membeli aktiva tetap dan membayarnya
7.Membeli aktiva tetap dan membayarnya dengan mengeluarkan saham
8.Menjual saham perusahaan di atas harga nominal 
9.Membayar bunga pinjaman obligasi
10.Meminjam uang dari bank
11.Membayar hutang obligasi
12.Membayar hutang dagang
Kegiatan Operasi
Pengurangan

 
Metode Tidak Langsung

Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsure penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Jadi pada dasarnya metode tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan. Metode ini memberikan suatu rangkaian hubungan antara laporan arus kas dengan laporan laba rugi dan neraca. Dalam metode tidak langsung arus kas bersih diperoleh dari aktifitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :
  1. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan.
  2. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.
  3. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Berikut ini contoh laporan arus kas :
  
  
  
  
  
  
  
  
PT JAYA TERUS
  
  
LAPORAN ARUS KAS
  
  
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
  
  
(dalam Rupiah)
  
  





  
  
Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi : 



  
  
Laba bersih menurut laporan laba rugi

90.500  

  
  
Ditambah : 



  
  

Biaya depresiasi 
18.000  


  
  

Penurunan persediaan kantor 
8.000  


  
  

Kenaikan hutang jangka pendek 
16.800  


  
  

Kenaikan hutang biaya 
1.200  


  
  



44.000  

  
  
Dikurangi : 



  
  

Kenaikan biaya dibayar dimuka 
1.000  


  
  

Kenaikan piutang usaha 
9.000  


  
  

Penurunan hutang pajak 
1.500  


  
  

Laba penjualan aktiva tetap 
30.000  


  
  



41.500  

  
  
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 


93.000  
  
  





  
  
Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :



  
  
Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi 

75.000  

  
  
Kas keluar untuk membeli peralatan 

(157.000) 

  
  




(82.000) 
  
  
Aliran kas keluar bersih untuk kegiatan investasi 



  
  





  
  
Aliran kas dari kegiatan keuangan :



  
  
Kas yang diterima dari penjualan saham 

160.000  

  
  
Dikurangi : 



  
  

Kas untuk membayar dividen 
23.000  


  
  

Kas untuk membayar hutang obligasi 
125.000  


  
  



148.000  

  
  
Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan


12.000  
  
  
Kenaikan kas 


23.000  
  
  
Saldo kas pada awal tahun 


26.000  
  
  
Saldo kas pada akhir tahun 


49.000  
  
  
  
  
  
  
  
  

Jika kita amati contoh di atas, terlihat bahwa perbedaan antara metode langsung dengan metode tidak langsung terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi, sementara itu baik aliran kas dari kegiatan investasi dan keuangan adalah sama penyajiannya.

 
3.      Data Untuk Menyusun Laporan Arus Kas
Aliran kas yang dilaporkan disajikan dalam tiga kelompok besar kegiatan yaitu kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan. Untuk mempermudah penyusunan laporan arus kas untuk masing-masing kelompok kegiatan maka perlu diperhatikan informasi yang relevan sebagai berikut :
No. 
Menyusun Arus Kas Dari
Informasi yang Relevan 
1. 
Kegiatan Operasional
  1. Laporan Laba Rugi
  2. Saldo awal dan saldo akhir harta lancar
  3. Saldo awal dan saldo akhir hutang lancar selain hutang dividen
  4. Data tambahan (jika ada)
2. 
Kegiatan Investasi
  1. Saldo awal dan saldo akhir investasi dan aktiva tetap
  2. Data tambahan (jika ada) 
3. 
Kegiatan Keuangan 
  1. Saldo awal dan saldo akhir dari Modal dan Hutang Jangka Panjang serta Laba Ditahan
  2. Saldo awal dan saldo akhir Hutang Dividen
  3. Data tambahan (jika ada) 

4.      Membaca Laporan Arus Kas
Semula banyak pengguna laporan keuangan yang lebih banyak mencurahkan perhatiannya pada laporan Laba Rugi dan Neraca. Laporan Laba Rugi menggambarkan hasil usaha perusahaan selama periode tertentu. Sementara itu Neraca menggambarkan posisi keuangan pada saat tertentu. Akhir-akhir ini disadari cara mengelola kas perusahaan juga perlu dievaluasi yaitu dengan cara mengevaluasi laporan arus kas.
Sebelum melihat bagaimana perusahaan dikelola kasnya, perlu disadari bahwa untuk membaca laporan keuangan secara tepat perlu dipahami cara penyajian informasi arus kas. Pada metode langsung, arus kas dari operasi dirinci sumber –sumbernya dan demikian juga dengan pengeluaran kas sehingga laporan itu akan mudah dipahami dengan tepat. Pada metode tidak langsung, laporan arus kas dari operasional diawali dengan net income, kemudian net income tersebut dikoreksi dengan hal-hal/item-item tertentu yang diperlakukan berbeda antara dalam penyusunan laporan laba rugi (yang menghasilkan net income) dengan laporan arus kas. Dalam menyusun laporan laba rugi perusahaan menggunakan akrual basis, sehingga mungkin pada tahun tertentu ada biaya yang telah diperlakukan sebagai biaya (expense), tapi pada tahun itu tidak terdapat pengeluaran kas. Hal-hal inilah yang dikoreksikan pada net income akan berubah menjadi net cashflows dari operasional. Dengan demikian jika biaya amortisasi dan depresiasi ditambahkan, janganlah diartikan bahwa depresiasi dan amortisasi secara fisik akan mengakibatkan adanya aliran kas masuk sebesar itu.

Ada beberapa kemungkinan pola aliran kas yang terjadi dalam perusahaan, yaitu:
  1. Semua kegiatan (operasional, investasim dan keuangan) menghasilkan aliran kas yang positif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan tersebut lebih besar dari pengeluaran kas. Pada keadaan pertama semua kegiatan menghasilkan penerimaan kas yang lebih besar daripada pengeluaran kas. Tentu dalam jangka panjang akan terjadi saldo kas yang besar.
  2. Semua kegiatan (operasional, investasi dan keuangan) menghasilkan aliran kas yang negatif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan tersebut lebih kecil dari pengeluaran kas. Ini kebalikan pola 1 di atas, sehingga dalam jangka panjang cadangan kas yang ada akan habis.
  3. Kegiatan operasional positif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan negatif. Pada pola ketiga, perusahaan menggunakan kas dari operasional untuk membayar hutang/pengembalian modal/membayar deviden dan untuk investasi. Pola ini dapat dikatakan ideal dan banyak pengamat mengatakan ini adalah keadaan penen kas.
  4. Kegiatan operasional dan kegiatan investasi positif tetapi kegiatan keuangan negatif. Sedangkan pada pola hasil penjualan investasi dan opersional digunakan untuk membayar hutang mengembalikan modal.
  5. Kegiatan operasional negatif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan positif. Ini berarti perusahaan menggunakan sebagian investasi dan penarikan pinjaman modal untuk membiayai operasional. Kegiatan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
  6. Kegiatan investasi negatif sementara kegiatan operasional dan keuangan positif. Perusahaan menggunakan cash dari operasional dan pinjaman/penarikan modal untuk melakukan investasi.
  7. Kegiatan opersional dan investasi negatif sedangkan kegiatan keuangan positif. Perusahaan melakukan kegiatan operasional dan investasi yang sebagian dibiayai dengan dana pinjaman atau penarikan modal. Sebagian dana juga digunakan untuk operasional. Kondisi ini mungkin terjadi pada perusahaan yang sedang tumbuh.
  8. Kegiatan investasi positif tetapi kegiatan operasional dan keuangan negatif. Perusahaan mungkin menjual investasi/aktiva tetap untuk memenuhi kebutuhan operasional dan pembayaran hutang/pembayaran ke pemilik. 


KESIMPULAN
Dengan demikian laporan arus kas adalah Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash flows) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan.
Manfaat laporan arus kas :
  • Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.
  • Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungj awaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan.
  • Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara metode langsung dengan metode tidak langsung terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi, sementara itu baik aliran kas dari kegiatan investasi dan keuangan adalah sama penyajiannya.

Dengan memperhatikan beberapa pola aliran kas akan dapat mengetahui makna dari informasi arus kas dari suatu perusahaan yang dilaporkan dalam laporan arus kas sehingga dapat mengevaluasi pengelolaan kas yang dilakukan perusahaan.





DAFTAR PUSTAKA
Steven M. Bragg. 2000. Panduan IFRS. Halaman : 16-23. Bandung
http://www.bisosial.com/2012/11/bentuk-dan-metode-laporan-arus-kas.html. diakses tanggal
            30 mei 2013.
http://dasar-akuntansi.blogspot.com/2009/09/laporan-arus-kas.html. diakses tanggal 30
            mei 2013.